Pasien Diduga Suspek Cacar Monyet

Pasien Negatif Cacar Monyet Akhirnya Boleh Pulang Usai Dirawat di RSUD Marsidi Judono Belitung

Pasien yang awalnya diduga suspek Monkey Pox ((Mpox) atau cacar monyet, akhirnya diperbolehkan pulang usai mendapat perawatan di RSUD Marsidi Judono.

|
Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
Dok. Puskesmas Badau
Tim Puskesmas Badau bersama Dinkes Kabupaten Belitung dan Provinsi Bangka Belitung melakukan pemeriksaan terhadap pasien terduga suspek Mpox, Selasa (2/9/2024) lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari BBLK Palembang menyatakan pasien tersebut negatif Mpox. Pasien tersebut kini telah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan di RSUD Marsidi Judono. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Setelah mendapatkan perawatan sekitar seminggu di RSUD Marsidi Judono Tanjungpandan, Belitung, pasien yang awalnya diduga suspek Monkey Pox ((Mpox) atau cacar monyet akhirnya pulang pada Rabu (11/9/2024). 

Pasien laki-laki asal Kecamatan Badau itu dinyatakan negatif Mpox berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dari BBLK Palembang. 

Pasien akhirnya didiagnosis mengidap penyakit yang disebut eritema multiformis dd dermatitis infeksi, stomatitis dd candidiasis oral. 

"Alhamdulillah setelah mendapatkan perawatan, pasien diperbolehkan pulang hari ini. Pasien pulang sekitar pukul 15.00 WIB, dijemput rekan kerjanya," ujar Kabid Pelayanan RSUD Marsidi Judono drg Ardhi Mirsa Ekaputra kepada Posbelitung.co, Rabu (11/9/2024).

Ia menjelaskan, eritema multiformis adalah salah satu jenis reaksi hipersensitivitas.

Reaksi tersebut terjadi ketika kekebalan tubuh bereaksi keliru atau berlebihan terhadap paparan bahan atau kondisi tertentu.

Penyebab utama eritema multiformis belum bisa dipastikan. 

Meski begitu, kondisi ini umumnya dipicu oleh infeksi virus bakteri, obat-obatan, atau paparan bahan kimia tertentu

Diagnosis banding atau diagnosis diferensial (DD) adalah proses membedakan kondisi atau penyakit yang memiliki gejala serupa untuk mengidentifikasi diagnosis yang tepat.

Diagnosis banding dilakukan ketika gejala pasien cocok dengan lebih dari satu kondisi penyakit, sehingga diperlukan tes tambahan untuk mempersempit kemungkinan kondisi penyakit.

Beberapa kondisi yang sering dibandingkan dengan EM di antaranya Dermatitis Infeksi, Stomatitis dan Candidiasis Oral. 

"Penting untuk membedakan antara EM dan kondisi lain ini untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dokter akan menggunakan informasi ini untuk membantu menentukan penyebab pasti dan meresepkan pengobatan yang sesuai," kata Ardhi. 

Sebelumnya, pasien laki-laki asal Kecamatan Badau sempat membuat masyarakat khawatir saat diduga suspek Mpox pada tanggal 4 September 2024 lalu. 

Pasien yang dirujuk dari Puskesmas Badau ke RSUD itu mengalami gejala yang mirip Mpox seperti ruam di sekujur tubuh, pembengkakan kelenjar dan lainnya. 

Namun bedasarkan hasil pemeriksaan dari BBLK Palembang menyatakan pasien negatif Mpox pada tanggal 6 September 2024 lalu. 

(Posbelitung.co/Dede Suhendar) 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved