Berita Belitung Timur

Sosok Mary Breen Perempuan Asal Amerika, Bangun Jembatan Bahasa di SMAN 1 Manggar Belitung Timur

Sosok Mery Breen perempuan muda asal Amerika Serikat yang mengabdi dan membangun jembatan bahasa di SMAN 1 Manggar Belitung Timur.

|
Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Novita
Posbelitung.co/Bryan Bimantoro
Mary Breen asal Amerika Serikat yang menjadi asisten guru bahasa Inggris di SMAN 1 Manggar, didampingi guru bahasa Inggris SMAN 1 Manggar, Belitung Timur, Winda Ari Anggraini. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Sosok Mary Breen perempuan muda asal Amerika Serikat yang mengabdi dan membangun jembatan bahasa di SMAN 1 Manggar Belitung Timur.

Mary Breen, seorang perempuan muda asal Rhode Island, Amerika Serikat, telah menempuh perjalanan lintas benua untuk mengabdikan diri sebagai asisten guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Manggar, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Sebagai bagian dari program prestisius American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Mary berperan dalam mengajar dan memotivasi siswa untuk lebih percaya diri dalam berbahasa Inggris.

AMINEF adalah program pertukaran pendidikan yang mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia. 

Program ini memberikan kesempatan kepada warga kedua negara untuk berbagi pengetahuan dan budaya melalui pendidikan, riset, dan kegiatan akademik lainnya.

Salah satu program unggulannya adalah Fulbright English Teaching Assistant (ETA), yang memungkinkan lulusan Amerika untuk menjadi asisten guru di sekolah-sekolah Indonesia, seperti yang dilakukan Mary.

Mary merupakan lulusan Universitas Georgia dengan latar belakang akademis di bidang History and Mathematics. 

Memilih Belitung Timur sebagai tempat pengabdiannya, Mary menuturkan, bahwa daerah pesisir ini mengingatkannya pada kampung halamannya di Amerika Serikat yang juga berdekatan dengan laut. 

Hal ini memberinya rasa nyaman selama tinggal di Indonesia.

"Karena saya tau bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia," kata Mary kepada Posbelitung.co, Kamis (3/10/2024)

Selama beberapa waktu terakhir mengajar di Belitung Timur, dia mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi para pelajar Indonesia dalam mempelajari bahasa Inggris. 

Menurutnya, bahasa Inggris sering menjadi momok karena kurangnya kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan berbicara. 

"Satu-satunya cara untuk lancar berbahasa Inggris adalah dengan sering berbicara," ucapnya.

Mary juga mencatat perbedaan signifikan antara pelajar di Amerika dan Indonesia. 

Di Amerika, imbuhnya, siswa lebih terbiasa mengutarakan pendapat secara langsung. Sementara di Indonesia, para siswa perlu dorongan lebih untuk berbicara.

Hal ini juga diamini oleh Winda Ari Anggraini, guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Manggar yang menyebut  bahwa banyak siswanya memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, namun merasa takut untuk berbicara dalam bahasa inggris. 

"Kehadiran Mary di sekolah ini diharapkan dapat membantu siswa mengatasi rasa takut tersebut, sekaligus membuka ruang bagi interaksi yang lebih aktif dalam Bahasa Inggris," kata Winda saat mendampingi Mary.

Ketertarikan Mary pada dunia mengajar tak lepas dari pengaruh ayahnya, yang merupakan seorang dosen di Amerika. 

"Ayah saya yang menginspirasi saya untuk menjadi seorang guru," ujarnya.

Inspirasi inilah yang menggerakkan Mary untuk tidak hanya sekadar mengajar, tapi juga membimbing dan membangun rasa percaya diri siswa-siswanya di Belitung Timur.

Selain mengajar, Mary juga menantang dirinya sendiri dengan belajar bahasa Indonesia. 

Selama dua bulan berada di Indonesia, dia sudah mampu menguasai beberapa kalimat dasar. 

Selain itu, dia juga saat ini sudah bisa belajar memasak, karena sebelumnya dia selalu membeli.

"Saya suka soto, tapi saya tidak bisa makan makanan pedas," ucapnya sambil tertawa. 

Meski demikian, adaptasi budaya berjalan lancar, termasuk pengalaman unik yang dialaminya, seperti sering diajak berfoto oleh warga setempat. 

Alih-alih merasa risih, Mary justru menikmatinya karena dia suka berinteraksi dengan orang baru.

Pengabdian Mary Breen melalui program AMINEF tidak hanya memperkuat pengajaran Bahasa Inggris di SMAN 1 Manggar, tetapi juga memperkaya hubungan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat

Semangatnya dalam mengajar dan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan baru menjadi inspirasi bagi siswa dan masyarakat sekitar.

"Saya berharap mereka dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik karena Bahasa Inggris adalah kunci untuk membuka banyak peluang di dunia kerja profesional nantinya," kata Mary.

Mary akan berada di Indonesia hingga April 2025. 

Setelah itu, dia berencana kembali ke Amerika Serikat dan melanjutkan karirnya di bidang pelestarian lingkungan atau mungkin kembali mengajar. 

Meski begitu, jejak yang dia tinggalkan di Belitung Timur, khususnya di dunia pendidikan, akan selalu terasa. 

(Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved