Berita Belitung Timur
Gas Melon Langka di Belitung Timur, Pelaku Usaha Terganggu, Yanti Sebut Misterius Barang Ini
Gas melon ukuran 3 kilogram dirasakan warga langka di wilayah Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung.
Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Kamri
POSBELITUNG.CO - Gas melon ukuran 3 kilogram dirasakan warga langka di wilayah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Masyarakat Belitung Timur mengaku mulai kesulitan mendapatkan gas melon 3 kilogram ini sejak sebulan terakhir.
Banyak warga, termasuk pelaku usaha kecil merasa terpukul atas situasi ini.
Padahal gas bersubsidi ini merupakan kebutuhan pokok untuk aktivitas sehari-hari warga.
Yanti warga Manggar yang juga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengungkapkan betapa sulitnya menjalankan usaha tanpa ketersediaan gas 3 kilogram.
Ia merasakan keberadaan gas melon ini bak barang misterius karena sulit diperoleh.
"Saya sangat susah karena kelangkaan gas ini.
Misterius barang ini karena susah didapat.
Dalam sehari, usaha saya membutuhkan lebih dari dua tabung gas.
Kalau gas langka, aktivitas jualan saya jadi terhambat," katanya kepada Posbelitung.co, Selasa (8/10/2024).
Kelangkaan ini dinilai semakin menambah beban warga yang sudah mengalami kesulitan ekonomi.
Yanti berharap pihak pemerintah segera turun tangan dan membantu masyarakat menghadapi situasi ini.
"Saya minta tolong kepada dinas terkait, jangan tambah beban kami dengan hal-hal seperti ini.
Ekonomi sudah sulit, untuk masak pun dibuat susah," kata Yanti.
Soal harga, Yanti mengaku tidak pernah membeli gas melon 3 kg di harga HET yaitu Rp18.350.
Ia biasanya membeli di harga Rp20 ribu dan bahkan di kondisi langka seperti ini ada yang menjual seharga Rp30 ribu.
"Tidak bisa apa-apa daripada tidak ada, kadang kami beli juga meski harganya hampir dua kali lipat," kata Yanti.
Baca juga: Warga Bangka Selatan Keliling Cari Gas Melon, Pemkab Bakal Sidak Agen dan Pangkalan
Kelangkaan ini tidak hanya dirasakan di Manggar.
Di wilayah Gantung, Kecamatan Gantung juga demikian.
Aldi warga Gantung yang juga bergantung pada gas 3 kilogram untuk kebutuhan rumah tangga, merasakan hal yang sama.
Dia mengaku setiap hari berkeliling mencari gas, tapi susah menemukannya.
"Padahal, harga bahan pokok sudah naik, sekarang gas pun langka.
Untuk masak saja jadi masalah besar," kata Aldi.
Aldi merasa kelangkaan gas ini semakin menambah tekanan bagi warga yang sudah menghadapi kesulitan ekonomi.
"Kami berharap ada perhatian lebih dari pemerintah.
Kalau situasi ini dibiarkan, banyak warga yang kesulitan.
Selain itu, saya melihat beberapa oknum justru menjual gas melon dengan harga jauh di atas harga normal.
Ini sangat merugikan kami yang benar-benar membutuhkan," katanya.
Baca juga: HUT ke 24 Bangka Belitung 21 November 2024 di Belitung Timur, Disperindag Jadwalkan Pasar Murah
Dia mengaku pernah membeli gas melon di harga Rp27 ribu sehingga makin membuatnya kesulitan karena sumber penghidupannya sendiri hanya mengandalkan tambang.
Ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah kelangkaan gas melon ini.
Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, jelasnya, ketersediaan gas bersubsidi sangat penting agar kehidupan masyarakat tetap berjalan normal.
"Jangan sampai gas bersubsidi ini malah disalahgunakan oleh mereka yang tidak berhak.
Kami, warga kecil yang benar-benar butuh, justru kesulitan mendapatkannya," kata Aldi.
(Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)
gas melon
gas 3 kilogram
Kabupaten Belitung Timur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
warga Manggar
warga Gantung
Posbelitung.co
| Cuaca Bangka Belitung Tak Menentu, Produksi Tanaman Petani Mengpaya Damar Belitung Timur Terancam |
|
|---|
| Guru Belitung Timur Angkat Budaya Lokal ke Kancah ASEAN, Leni Juara Dua Live Creator for Change 2025 |
|
|---|
| Perempuan 38 Tahun Ditemukan Meninggal di Aliran Sungai di Belitung Timur, Diduga Alami Kejang |
|
|---|
| Imigrasi Tanjungpandan Imbau Pelajar Beltim Waspada Modus Penipuan yang Bisa Berujung Praktik TPPO |
|
|---|
| Kebutuhan Ayam di Belitung Timur Terus Meningkat, Oktober 2025 Capai 216 Ton |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.