Tingkah Febrini Wakasek SMAN 1 Mempawah Dikuliti Netizen, Usai 113 Siswa Gagal Ikut SNBP 2025

Akibatnya, 113 siswa tak dapat ikut mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Editor: Alza
Kolase TikTok @pontianak_Infomedia dan Tribun Pontianak
GAGAL SNBP: Kolase foto Febrini, Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah diamuk ratusan siswanya yang gagal ikut SNBP, Selasa (4/2/2025). Sosok guru yang dikenal sering membuat konten itu jadi sorotan.  

Kekecewaan tersebut disampaikan Juli kepada awak media usai dilaksanakan Audiensi antara pihak sekolah dan orangtua siswa, di SMAN 1 Mempawah, Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin 3 Februari 2025.

"Saya mengatasnamakan Wali Murid sangat merasakan kekecewaan yang para pelajar rasakan.

Dengan kejadian ini menutup harapan anak-anak kita khusunya anak-anak berprestasi untuk masuk kampus impiannya melalui jalur SNBP," ujar Juli.

Juli mengatakan, kelalaian yang dilakukan pihak Sekolah ini sangat melukai para orang tua/wali murid dan merusak nama SMAN 1 Mempawah dengan sekolah berlabel Akreditasi A.

"Kami orangtua siswa sangat menyayangkan kelalaian ini bisa terjadi, sehingga dapat berdampak kepada psikis dan mental anak-anak kita di SMAN 1 Mempawah.

Karena sudah memupuskan harapan mereka masuk ke kampus-kampus terbaik di Kalbar maupun luar Kalbar," tuturnya.

Setelah ini kata Juli, harapan para pelajar untuk melanjutkan pendidikan ialah dengan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

"Solusi tadi yang diberikan sekolah adalah para siswa akan dibimbing oleh GO Bimbel dari Pontianak yang akan didatangkan ke Mempawah.

Semoga anak-anak kita dapat mengikuti UTBK dan dapat masuk di kampus-kampus yang mereka inginkan dan cita-citakan.

Namun itu peluangnya sudah semakin kecil," ujarnya menyampaikan keluh kesah para orang tua.

Juli berharap hal serupa tidak lagi terjadi karena dapat menggangu mental dan psikis anak-anak.

Sebab tidak sedikit anak-anak yang menangis dan murung karena tidak bisa mengikuti program Eligible SNBP.

"Dengan hal ini anak-anak kita trauma, mereka mencoba meraih prestasi dari kelas 10 sampai kelas 12 untuk dapat masuk Eligible SNBP namun semua gagal karena keteledoran dari pihak sekolah," katanya dikutip dari tribunpontianak.co.id.

Dengan kekecewaan yang mendalam jelas Juli, para orangtua ingin oknum guru yang lepas dari tanggungjawab dimutasikan keluar dari Kabupaten Mempawah.

"Para orangtua ingin oknum guru tersebut dimutasikan dari SMAN 1 Mempawah dan dari Mempawah, bahkan ada yang meminta oknum guru tersebut diberhentikan.

Yang jelas para orangtua berharap oknum guru tersebut di mutasi dari Mempawah, terserah mau dimana asal jangan di Mempawah," tegasnya. (*)

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved