Berita Bangka Belitung

Harga Daging Ayam Ras dan Cumi-cumi Penyebab Utama Inflasi Bangka Belitung Oktober 2025

Harga daging ayam ras dan cumi-cumi di pasaran menjadi penyebab utama inflasi bulan Oktober 2025 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Novita
Dokumentasi posbelitung.co
DAGING AYAM RAS - Daging ayam ras di lapak pedagang Pasar Berehun, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, beberapa waktu lalu. Harga daging ayam ras dan cumi-cumi di pasaran menjadi penyebab utama inflasi bulan Oktober 2025 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Namun, tekanan inflasi tertahan oleh kelompok pendidikan, yang justru mengalami deflasi sebesar 12,85 persen (yoy).

Secara spasial, seluruh wilayah survei Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi tahunan. 

Kabupaten Belitung Timur mencatat inflasi tertinggi sebesar 3,33 persen (yoy), disusul Bangka Barat 2,87 persen (yoy), dan Tanjungpandan 2,37 persen (yoy). 

Sementara Kota Pangkalpinang menjadi wilayah dengan inflasi terendah, yakni 1,96 persen (yoy).

Untuk menjaga stabilitas harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Bangka Belitung bersama Bank Indonesia memperkuat koordinasi dan implementasi empat pilar kebijakan pengendalian inflasi, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K).

Rommy mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Oktober 2025 telah dilaksanakan 40 kali sidak pasar dan 78 kali operasi pasar (OP) serta 55 kali gerakan pasar murah (GPM) di berbagai wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Langkah-langkah ini dilakukan untuk menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat," ujar Rommy.

Dari sisi pasokan, TPID juga mendorong pelaksanaan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) baik melalui skema Government to Government (G2G) maupun Business to Business (B2B). 

Hingga 3 November 2025, tercatat 12 KAD telah dilaksanakan, termasuk empat kesepakatan baru antara Pemkab Belitung Timur dengan beberapa daerah penghasil komoditas.

Kerja sama terbaru tersebut meliputi:

1. KAD antara Pemkab Belitung Timur dan Pemkab Bangka Selatan terkait sinergi pengendalian inflasi daerah

2. KAD antara Pemkab Belitung Timur dan Pemkab Bekasi tentang penyediaan daging ayam beku

3. KAD antara Pemkab Belitung Timur dan Pemkab Bogor dalam bidang perdagangan dan distribusi komoditas; serta

4. Kerja sama bisnis antara AA Frozen dan PT Suri Nusantara Jaya untuk perdagangan daging sapi dan kerbau beku.

Selain itu, Bank Indonesia juga berperan dalam mendukung distribusi pangan dengan memfasilitasi pengiriman 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur, sebagai tindak lanjut kerja sama antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dan Perum Bulog Kantor Cabang Belitung.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved