Adefrianto Penculik Bilqis di Makassar Honorer Pemprov Jambi, Dikenal Rajin Beribadah

Keduanya diketahui bernama Adefrianto Syahputra S (36) dan Mery Ana (42), warga Kabupaten Merangin, Jambi.

Editor: Alza
via TribunJambi
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Terungkap pekerjaan pelaku penculikan Bilqis Ramadhany, bocah berusia empat tahun, yang hilang di Makassar ditemukan di Jambi.  
Ringkasan Berita:
  • Bilqis bocah berusia empat tahun diculik di Makassar
  • Saat itu, dia ikut ayahnya yang bertanding tenis
  • Pelaku penculikan menjual Bilqis ke Jambi
  • Sosok pelaku seorang honorer dikenal pendiam dan rajin beribadah

POSBELITUNG.CO - Bocah perempuan bernama Bilqis Ramadhany, berusia empat tahun diculik.

Peristiwa itu terjadi di Makassar dan terekam kamera CCTV.

Polisi langsung bergerak dan menemukan jejak pelaku.

Pada Jumat (7/11/2025), dua pelaku utama penculikan bocah asal Makassar tersebut berhasil dibekuk di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

Keduanya diketahui bernama Adefrianto Syahputra S (36) dan Mery Ana (42), warga Kabupaten Merangin, Jambi.

Penangkapan dilakukan oleh Tim Gabungan Satreskrim Polrestabes Makassar bekerja sama dengan Resmob Polda Jambi, Unit Opsnal Satreskrim Polres Kerinci, serta Satreskrim Polres Merangin.

Kedua pelaku diamankan tanpa perlawanan di sebuah penginapan sederhana yang berlokasi tak jauh dari Masjid Raya, Kelurahan Pasar Sungai Penuh.

Momen itu menjadi titik balik penting dalam pencarian panjang lintas provinsi yang melibatkan banyak unsur kepolisian.

Peristiwa ini bermula pada Minggu pagi, 2 November 2025.

Saat itu, Bilqis tengah bermain di Taman Pakui, tak jauh dari lapangan tenis tempat sang ayah sedang bertanding.

Namun, hanya dalam hitungan menit, suasana ceria berubah menjadi kepanikan.                   

Ketika orang tuanya memanggil, Bilqis sudah tidak terlihat di sekitar taman.

Pencarian segera dilakukan, namun hasilnya nihil.

Keluarga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dengan dugaan kuat telah terjadi penculikan.

Kabar hilangnya Bilqis menyebar cepat di Makassar, menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat.

Polisi kemudian menelusuri jejak para pelaku, hingga akhirnya arah penyelidikan membawa mereka ke Provinsi Jambi.

Rumah Pelaku di Merangin Sunyi, Warga Tak Percaya

Saat tim Tribun Jambi mendatangi rumah kedua pelaku di Kabupaten Merangin, suasana tampak mencekam dan sunyi.

Rumah tertutup rapat tanpa tanda kehidupan sedikit pun.

Bagi warga sekitar, kabar keterlibatan dua orang itu dalam kasus penculikan anak benar-benar mengejutkan.                                                                                         

Seorang warga mengaku mengenal Mery Ana, namun tak menyangka ia bisa terlibat dalam perbuatan sekejam itu.

“Ya, saya kenal Mery Ana (42), tapi tak tahu kalau dia sampai terlibat kasus penculikan,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Menurut warga tersebut, Mery Ana dikenal pendiam dan jarang bergaul, tetapi tetap bersikap ramah serta sopan.

Ia diketahui sudah lama berpisah dari suaminya, tinggal bersama orang tuanya, dan menjadi tulang punggung keluarga.

Tak ada seorang pun yang menduga, di balik sikap lembutnya, tersimpan kisah kelam yang kini menjadi perhatian nasional.

Adefrianto, Sosok Religius yang Tak Diduga

Kesan serupa juga muncul di kediaman Adefrianto Syahputra.

Saat wartawan datang, suasana rumahnya sepi dan tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.                                                                                         

Warga sekitar pun masih sulit mempercayai berita yang beredar.

“Dia itu orangnya baik, ramah, dan rajin beribadah.

Bekerja sebagai tenaga honorer di Pemprov Jambi, suka gotong royong, dan mudah bergaul.

Kami tidak menyangka dia bisa seperti itu,” ujar salah seorang warga.

Adefrianto diketahui menikah dan tinggal di Jambi, meski sesekali pulang ke kampung halamannya di Merangin.

“Pokoknya dia baik sama semua orang.

Jujur, saya masih tidak percaya,” tambah warga itu dengan nada kecewa.

Kasus penculikan Bilqis menjadi peringatan pahit bahwa kejahatan dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh sosok yang selama ini dikenal baik dan bersahaja.                                 

Hingga kini, warga Merangin masih belum sepenuhnya mampu menerima kenyataan bahwa dua orang yang mereka kenal justru terlibat dalam kasus penculikan yang menggemparkan Makassar dan menyita perhatian nasional.

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJambi)

            

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved