Berita Pangkalpinang
Gunungan Sampah di TPA Parit Enam Capai 5 Meter
ketinggian sampah di TPA Parit Enam sudah mencapai lima meter, sedangkan area TPA itu tidak memungkinkan lagi untuk diperluas
Penulis: Suhendri CC | Editor: Kamri
POSBELITUNG.CO, PANGKALPINANG - Inisiatif masyarakat Pangkalpinang untuk mengelola sampah sangat diperlukan guna meminimalisasi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Kelurahan Bacang, Kecamatan Bukit Intan, yang merupakan satu-satunya TPA di Pangkalpinang.
TPA Parit Enam dibangun di atas lahan seluas sekitar 4,5 hektare milik Pemerintah Kota Pangkalpinang.
Dari luasan tersebut, kini hanya tersisa sekitar 20 persen atau satu hektare saja.
Bahkan, ketinggian sampah di TPA Parit Enam sudah mencapai lima meter, sedangkan area TPA itu tidak memungkinkan lagi untuk diperluas karena krisis lahan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto, Kamis (16/3/2023).
"TPA Parit Enam milik pemerintah kota sudah crowded (penuh sesak--red), sedangkan TPA regional belum terealisasi, jadi untuk penanganan sampah memang butuh kolaborasi," kata Suharto.
Dia optimistis apabila gerakan memilah sampah di tingkat rumah tangga bisa berjalan dengan masif, volume sampah yang harus dibuang ke TPA bisa menurun signifikan.
"Edukasi (memilah sampah--red) kepada masyarakat ini akan terus ditingkatkan. Karena TPA kita tidak bisa lagi menampung sampah yang ada sebanyak sekarang ini," ujar Suharto.
Pihaknya telah memberikan pelatihan serta edukasi kepada para petugas pengangkut sampah terlebih dahulu untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Caranya dengan melakukan pengolahan sampah, misalnya, sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos.
Adapun sampah anorganik bisa didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali jadi kemasan guna ulang.
"Pemilahan sampah daur ulang juga memberikan nilai ekonomi, karena bisa dijual kembali untuk diolah," kata Suharto.
Selain itu, lanjut dia, diterapkan sistem sanitary landfill, yakni pengolahan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
"Juga mengubah sampah rumah tangga menjadi bahan bakar jumputan padat (BBJP). Dari lima ton sampah yang diproduksi dapat menghasilkan 1,5-3 ton BBJP," tuturnya.
"(Pengelolaan sampah) tanggung jawab bersama, kalau masyarakat kita di dalam wilayah kota sendiri menjaga mudah-mudahan yang lain dapat ikut berpartisipasi," kata Suharto. (u1)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.