Berita Pangkalpinang

Karhutla di Pangkalpinang Bangka Belitung Tercatat 169 Kali, Kecamatan Bukit Intan Terbanyak

Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat  sebanyak169 kali

Penulis: Suhendri CC | Editor: Kamri
ISTIMEWA
Petugas berupaya memadamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang. Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat  sebanyak169 kali 

POSBELITUNG.CO - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat  sebanyak169 kali dan Kecamatan Bukit Intan menjadi wilayah terbanyak terjadi karhutla

Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kota Pangkalpinang mencatat jumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pangkalpinang sepanjang tahun ini sebanyak 169 kali.

Kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi pada bulan September 2023 yang tercatat sebanyak 112 kali.

Kemudian disusul bulan Agustus sebanyak 29 kali dan Oktober 2023 sebanyak 24 kali.

"Total 169 kebakaran hutan dan lahan itu paling banyak memang saat musim kemarau ini tiba dan rata-rata kebakaran terjadi di Kecamatan Bukit Intan," kata Kepala Satpol PP dan Damkar Kota Pangkalpinang, Efran, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Antisipasi ISPA Imbas Karhutla di Bangka Tengah, Dinkes Imbau Kurangi Aktivitas Luar Rumah

Adapun jumlah kebakaran rumah dan toko di Pangkalpinang sepanjang tahun 2023 sebanyak 28 kali.

Dari kasus-kasus kebakaran itu, kasus kebakaran hutan dan lahan masih mendominasi sepanjang tahun ini.

Kasus kebakaran hutan dan lahan ini dikarenakan musim kemarau sehingga lahan mudah terbakar api.

"Kalau yang (kebakaran) rumah dan toko sebetulnya jarang sekali, yang banyak itu kebakaran hutan lahan. Dugaan kami karena lahan kering jadi sangat mudah sekali terbakar. Rata-rata kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh kelalaian masyarakat sendiri, kemudian menyebabkan api menjadi besar," tutur Efran.

Baca juga: Karhutla Dominan Ulah Manusia, Akademisi Sebut Bisa Merusak Keseimbangan Ekosistem

Pihaknya berusaha mengimbau masyarakat untuk berhati-hati untuk tidak membakar sesuatu, seperti sampah di kawasan hutan atau lahan untuk berpotensi terjadinya kebakaran.

Guna mencegah terjadinya karhutla, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang dapat menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan.

Termasuk membakar sampah di tengah hutan yang banyak dedaunan kering dan meninggalkan sumber api tanpa pengawasan. (Posbelitung.co/t2)

 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved