Guru TK di Pangkalpinang Dibully Rekan Kerja, Sejak 2016 Diancam Tabok Hingga Disebut Kampungan

Dia selalu mengancam saya mau nabok (memukul-red), padahal saya cuma mau lewat mau ditendangnya. Sudah lama saya dikeraskan seperti ini, saya tidak...

Tribunnews.com
Ilustrasi korban perundungan__ Guru TK di Pangkalpinang Dibully Rekan Kerja, Sejak 2016 Diancam Tabok Hingga Disebut Kampungan 

"Hanya miskomunikasi saja, ngomong tidak ada bullying saya hanya menegur untuk ketika sewaktu pembelajaran tidak main handphone," ujar Julian singkat kepada awak media.

Ketika ditanyai apakah ada permasalahan pribadi, Julian mengaku tidak ada permasalahan pribadi yang dibawa, dan diakuinya ia sudah meminta maaf.

Psikolog: Perundungan Dapat Membuat Korban Depresi

Ria Wahyuni (30) guru TK Model Pangkalpinang di Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang sejak 2016 lalu mengaku dibully oleh rekan sesama guru di sekolah.

Ria mengaku kepada awak media Kamis (17/10) sering diperlukan kasar dengan rekan kerjanya yang bernama Julian (46) seorang guru bestatus PNS

Terkait kasus tersebut, Dosen Psikologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Wahyu Kurniawan menilai kasus tersebut sangatlah tidak elok didengar.

Guru yang seharusnya menjadi contoh peserta didik malah bertindak bullying di sekolah.

Kata Wahyu, sedang hangat-hangatnya program stop bullying di sekolah karena maraknya kasus ini di sekolah oleh remaja. Tak masuk akal rasanya jika ini terjadi oleh oknum guru, guru yang harusnya memberikan contoh baik namun malah terjadi sebalikya.

"Dalam defenisinya, bullying adalah perilaku merugikan, menyakiti, mengganggu seseorang baik secara verbal, fisik, seksual,cyaber. Secara umum biasanya pembully merasa punya kuasa, merasa lebih mampu, ingin mencari identitas diri, adanya senioritas dan junioritas dan rata-rata pembully ingin dianggap ada orang lain namun caranya yang salah," sebut Wahyu kepada Bangkapos.com, Kamis (19/10/2023).

Kata Wahyu, dampak bullying terhadap kondisi psikologis seseorang tentu sangatlah tidak baik, satu di antaranya bisa mengakibatkan depresi hingga trauma.

"Perundungan terhadap seseorang adalah dapat membuat korban merasa depresi. Seseorang yang mengalami perundungan akan merasakan kesedihan yang mendalam, kehilangan minat pada hal-hal yang biasa dia sukai, merasa putus asa, hingga kehilangan harapan akan masa depan," jelasnya.

Menurut Wahyu, semakin sering frekuensi perudungan yang dialami seseorang , maka semakin tinggi pula intensitas dan variasi tipe perundungannya. Tentunya, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang semakin besar.

"Tidak sedikit dari korban perundungan yang kemudian mengalami isolasi sosial. Mereka merasa terisolasi dari teman-teman, sulit untuk bergaul dan merasa tidak ada yang bisa mereka percayai atau ajak berbicara. Ini dapat terjadi jika teman-teman yang lain di luar pelaku perundungan juga tidak ada yang berusaha membantu atau memberikan dukungan yang menguatkan secara mental," jelasnya.

Adapun dampak bullying ini sebagai berikut:
1. Merasa rendah diri
2. Kurang ercaya diri,
3. Trauma
4. Merasa tidak berharga
5. Luka diri, luka psikis
6. Depresi dan trauma

Wahyu menyarankan, perlunya edukasi mengenai sekolah ramah dan kekeluargaan, hingga menguatkan program sekolah anti bullying

"Kami rasa pihak Dinas Pendidikan terkait perlu melakukan program pelatihan kelompok agar menjadi tim kerja yang sehat, tak hanya itu adanya ruang konsultasi dan pelaporan kasus juga dirasa penting, dan pendampingan oleh pihak sekolah dan pendampingan psikologis tentang korban agar merasa lebih aman agar tidak terjadi kejadian serupa," pungkasnya.

(*/Andini Dwi Hasanah/)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved