Berita Belitung Timur

KONI Belitung Timur Bakal Berburu Bibit Atlet di Sekolah

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Belitung Timur mulai menjalankan program Pemanduan Bakat (Talent Scouting) pada tahun 2024.

Penulis: Suhendri CC |
Diskominfo SP Beltim
RAPAT KONI BELTIM - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Belitung Timur menyelenggarakan rapat terkait program kerja tahun 2024 di sekretariat KONI Beltim, Jumat (12/1/2024). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Belitung Timur mulai menjalankan program Pemanduan Bakat (Talent Scouting) pada tahun 2024.

Melalui program ini, pihak KONI Beltim akan melibatkan diri secara langsung di sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat dalam upaya mencari bibit-bibit atlet berprestasi sejak dini.

Program Talent Scouting juga akan melibatkan Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) Kabupaten Beltim.

“Konsep program ini melibatkan kerja sama antara KONI Beltim dan guru-guru olahraga untuk secara langsung mengukur prestasi, minat, serta bakat olahraga pelajar,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Beltim, Dela Wahyudi, dalam rilis Diskominfo SP Beltim yang diterima Bangka Pos, Jumat (12/1/2024).

"Kami memerlukan tenaga serta instrumen yang cukup banyak untuk melakukan penilaian terhadap parameter-parameter tertentu. Mengingat di dunia olahraga, semuanya bisa diukur," ujar Dela.

Ia menyebutkan, program Talent Scouting akan menyasar seluruh sekolah di Beltim, meskipun jumlah sekolah yang akan didatangi masih perlu dikoordinasikan dengan guru-guru olahraga.

"Koordinasi dengan guru-guru olahraga harus dilakukan terlebih dahulu, dan kita akan menyosialisasikan program ini. Yang pasti, program ini tidak akan mengganggu jam belajar mengajar di sekolah," tutur Dela.

Menurut dia, pentingnya program tersebut dilakukan karena banyak calon atlet atau pelajar yang memiliki minat dan bakat, namun enggan bergabung di klub atau cabang olahraga tertentu.

"Olahraga adalah kesenangan, di mana kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk ikut latihan di cabang olahraga tertentu. Padahal, mereka memiliki bakat dan potensi,” kata Dela.

“Dengan adanya parameter, kita bisa mengarahkan mereka kepada guru olahraganya jika pelajar tersebut membutuhkan perhatian khusus untuk cabang olahraga tertentu," lanjutnya. (*/shi)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved