Berita Bangka Selatan

Pemkab Basel Jamin Stok Daging Sapi untuk Idulfitri 2024 Cukup, 2.500 Ekor Sapi Siap Potong

Pemkab Bangka Selatan memastikan kebutuhan daging sapi untuk kebutuhan Idulfitri 1445 Hijriah mencukupi dan harganya akan tetap stbabil.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Bangka Pos/Sela Agustika
Ilustrasi penjualan daging sapi. 

Selain menjamin hewan sehat dan bebas dari penyakit hewan dan zoonosis, pihaknya juga fokus untuk memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan dan memantau perkembangan harga daging sapi.

"Untuk saat ini harga jual daging sapi juga masih relatif normal, di kisaran harga Rp150.000-Rp160.000 per kilogram. Kita pastikan harga juga akan tetapi stabil," ucapnya.

Risvandika meminta masyarakat untuk tidak melakukan aksi panic buying atau membeli daging sapi secara berlebihan. Dikhawatirkan nantinya akan mengganggu persediaan daging sapi yang menyebabkan kelangkaan dan meresahkan masyarakat. 

Pihaknya juga memastikan sapi yang akan dikonsumsi masyarakat juga dalam kondisi aman.

"Kita juga secara bertahap melakukan vaksinasi kepada hewan ternak. Semua kita lakukan untuk menyiapkan daging sapi berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi selama Lebaran," pungkas Risvandika. 

Tim Pemantau Kesehatan Hewan

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, bakal kembali menurunkan Tim Pemantau Kesehatan Hewan. Langkah itu diambil guna melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah. Sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin bahwa hewan yang dikonsumsi masyarakat aman.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika berujar, saat ini pihaknya telah membentuk Tim Pemantau Kesehatan Hewan yang tersebar di delapan kecamatan. 

Pembentukan tim itu untuk memantau dan melakukan pemeriksaan hewan ternak yang akan dipotong jelang Lebaran. Secara intensif mereka melakukan pemantauan dan pengawasan di pasar-pasar hewan dan juga di sejumlah rumah potong hewan (RPH).

"Tim pengawasan ini terdiri dari dokter hewan dan staf primer sesuai dengan keahliannya," kata Risvandika, Sabtu (30/3).

Kebijakan itu guna mengantisipasi hewan ternak terbebas dari penyakit, baik itu Lumpy Skin Disease (LSD), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun antraks. 

Pemeriksaan terhadap hewan ternak yang akan dipotong itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit menular kepada manusia.

"Sehingga kebutuhan masyarakat untuk konsumsi daging bisa terjaga. Kita juga menjaga kesehatan pada populasi hewan ternak, dengan pengawasan keluar masuknya ternak," papar Risvandika

(u1)

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved