Video
Dea Lipa Ungkap Masa Lalu dan Mimpi Besarnya secara Blak-blakan
Warganet ramai membicarakan seorang Makeup Artist (MUA) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, bernama Dea Lipa
Penulis: Ilham Pratama | Editor: Kamri
Ringkasan Berita:
- Makeup Artist Lombok, Dea Lipa, mendadak viral karena penampilannya menawan memakai jilbab, ternyata laki-laki bernama Deni Apriadi Rahman.
- Lahir dengan disabilitas tuna rungu dan menghadapi masa kecil penuh tantangan, Deni belajar makeup otodidak hingga menjadi profesional.
- Meski difitnah warganet, ia tetap bertekad mewujudkan mimpi mendirikan galeri makeup dan menyelesaikan pendidikan.
POSBELITUNG.CO - Warganet ramai membicarakan seorang Makeup Artist (MUA) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, bernama Dea Lipa, setelah penampilannya yang viral di media sosial menarik perhatian publik.
Sosok ini dikenal karena tampil menawan dengan jilbab dan gaya anggun, sebelum akhirnya identitas aslinya terungkap sebagai laki-laki bernama Deni Apriadi Rahman berusia 23 tahun.
Sehari-hari, Deni bekerja sebagai penata rias pengantin dan cukup terkenal di Lombok berkat kemampuan serta kreativitasnya dalam dunia makeup.
Ketenaran mendadaknya di internet membuat banyak orang penasaran hingga menimbulkan komentar pedas dan hujatan.
Deni kemudian muncul memberikan klarifikasi setelah dijuluki “Sister Hong Lombok” dan mengatakan dia sangat tertekan sejak foto serta identitasnya tersebar.
Menurutnya, penggunaan jilbab selama ini adalah bentuk penghormatan terhadap simbol kecantikan perempuan Muslimah, bukan upaya menipu atau merendahkan pihak mana pun.
Ia menegaskan ekspresi dirinya tidak dimaksudkan untuk mengambil keuntungan dari orang lain atau mencederai nilai agama.
Tekanan besar itu berdampak serius hingga membuatnya sempat dua kali berniat mengakhiri hidup karena tidak sanggup menahan beban yang datang bertubi-tubi.
Di hadapan publik, Deni juga membeberkan kisah hidupnya yang jarang diketahui orang.
Ia mengaku lahir sebagai penyandang disabilitas tuna rungu sehingga mengalami kesulitan komunikasi sejak kecil.
Pada usia sepuluh tahun, ia mengalami kecelakaan yang semakin menguji ketangguhan hidupnya.
Selain itu, Deni tumbuh tanpa orang tua karena keduanya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia sehingga dia dirawat oleh neneknya.
Masa kecilnya dipenuhi perundungan di sekolah hingga memengaruhi kondisi mentalnya.
Kesedihan terbesar datang ketika neneknya meninggal saat ia duduk di kelas enam SD, membuatnya tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
Meski demikian, Deni tidak menyerah dan mulai belajar makeup secara otodidak melalui YouTube dan berbagai platform digital.
| Ayah Fuji, Haji Faisal, Sebut Perjodohan sebagai Hal yang Wajib |
|
|---|
| Usai Didatangi DC karena Ruben, Sarwendah Menangis Dapat Mobil Baru |
|
|---|
| Profil Rully Anggi Akbar Suami Boiyen: Dosen dan Lulusan S3 Sebelum Usia 30 |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Disebut Berani, Kini Ditantang Tagih Pajak Rp4,4 Triliun dari Keluarga Soeharto |
|
|---|
| Profil Hakim Mahkamah Konstitusi Asrul Sani yang Dilaporkan soal Dugaan Ijazah Doktor Palsu |
|
|---|