Kapten Hirath Al Sudani, Intel Ternama Irak yang Menyusup ke Basis ISIS
Sebelum dia menjalankan misi bunuh diri yang ditugaskan kepadanya, Al Sudani sempat mengirim pesan untuk ayahnya. "Berdoalah untuk saya,"
Namun, sang komandan tak mempercayai Al Sudani dan di tengah kepanikan itu, Al Sudani harus mencari alasan yang tepat.
Dia mengatakan, Mosul telah memberinya petunjuk yang salah sehingga dia berbelok di jalan yang berbeda.
Ketakutan, Al Sudani menghubungi rekan-rekannya di Falcons. Dia mengatakan, membutuhkan lokasi pertemuan yang tak jauh dengan lokasi serangan.
Dia lalu mengemudikan kembali mobil itu ke jalan yang menuju ke pasar Al Jdeidah, Baghdad, yang menjadi target serangan.
Sang saudara Manaf, yang merupakan anggota tim pengejar, menggunakan isyarat tangan untuk mengarahkan Al Sudani ke lokasi pertemuan.
Baca: 5 Rahasia Kenapa Orang Jepang Banyak yang Langsing, Ternyata Tak Perlu Diet atau Olahraga Berlebihan
Baca: Versi Akun Resmi Komunitas Nahdatul Ulama, Prabowo-Sandiaga Menangi Polling Capres dan Cawapres
Di tempat itu, delapan agen Falcons menjinakkan bom. Mereka mencabut detonator elektronik, 26 kantong C4, amonium nitrat, dan bola-bola gotri yang diletakkan di sasis serta panel-panel pintu kendaraan itu.
Beberapa menit kemudian, Al Sudani kembali ke jalanan menuju pasar dan memarkir mobil itu di lokasi yang sudah ditentukan.

Beberapa saat sebelum pergantian tahun, sejumlah media berbahasa Arab mengutip pejabat keamanan Irak yang menyebut sebuah truk meledak di luar bioskop Al Bayda, Baghdad di Al Jdeidah tanpa menjatuhkan korban.
Kali ini, misi Al Sudani sukses. Namun, tanpa disadari Al Sudani, ISIS telah memasang dua alat penyadap di truk itu.
Sehingga mereka bisa mendengarkan pembicaraan Al Sudani dan Falcons.
"Dia merasa diawasi. Kami tidak menyadari itu," kata Jenderal Sa'ad Al Falih, atasan langsung Al Sudani.
Baca: Pemilik Zodiak Ini Suka Bocorin Rahasia Temannya, Hati-hati jika Curhat dengan Mereka
Baca: Christian Sugiono dan Titi Kamal Pamer Kemesraan, Tak Segan Lakukan Ini di Tempat Wisata
Misi terakhir Pada awal Januari 2017, ISIS kembali memerintahkan Al Sudani melakukan sebuah misi yang akan menjadi misi terakhirnya.
Dia dikirim ke sebuah lokasi baru, sebuah pertanian di luar kota Tarmiyah.
Lokasi itu amat terpencil dan tak memiliki rute melarikan diri yang mudah.
Pada 17 Januari pagi, Al Sudani memasuki pertanian itu. Dan senja hari, barulah Falcons memberitahu Jenderal Falih bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi terhadap Al Sudani.
Tarmiyah saat itu masih dikuasai ISIS sehingga butuh waktu tiga hari pasukan Irak menyusun rencana dan melakukan operasi penyelamatan.
Pasukan gabungan angkatan darat dan polisi dikerahkan menyerbu pertanian itu. Dalam baku tembak satu personel pasukan Irak tewas.
Baca: Prajurit AS Ketakutan hingga Jenderal di Pentagon Keheranan Tahu Ilmu Hantu Prajurit Kopassus ini
Baca: Nia Ramadhani Ngaku Lebih Bahagia Setelah Menikah daripada Single, Ada yang Gak Bisa Dibeli Katanya

Saat bangunan itu dikuasai, mereka tak menemukan tanda-tanda keberadaan Al Sudani. Dan, selama enam bulan selanjutnya Falcons terus mencari Al Sudani.
Setelah menemukan alat penyadap di truk yang dibawa Al Sudani, para informan menyebut ISIS telah membawa Al Sudani ke Qaim.
Kota itu masih berada di bawah kekuasaan ISIS dan di luar jangkauan pasukan pemerintah Irak.
Pada Agustus 2017, ISIS merilis video yang memperlihatkan mereka mengeksekusi sejumlah tahanan. Falcons yakin Al Sudani ada di antara mereka.
"Saya tak perlu melihat wajahnya untuk mengenali saudara saya," ujar Munaf.
Meski akhirnya tewas, Al Sudani menjadi agen mata-mata yang ternama di Irak.
Baca: Info CPNS 2018 - Berikut Penjelasan BKN tentang Keterangan Akreditasi PT
Baca: Soal Mahar Rp 500 M, Andi Arief Mengaku Dapat Ancaman dari PAN-PKS
Komando pasukan gabungan kemudian menerbitkan pernyataan tentang pengorbanan dan keberanian Kapten Al Sudani.
Namun, karena jenazah Al Sudani tak pernah ditemukan, keluarga sang kapten belum menerima sertifikat kematian.
Padahal sertifikat itu penting untuk mendapatkan tunjangan bagi keluarga aparat keamanan yang gugur dalam melaksanakan tugas.
"Saya masih memiliki luka di hati. Dia hidup dan mati untuk negara. Negara ini harus mengenangnya seperti cara saya mengenangnya," kata Abid Al Sudani, ayah sang mata-mata.
Baca: Penulis Asma Nadia Ungkap Kesaksiannya Soal Sosok Sandiaga Uno Saat Nobar, Ternyata Lakukan Ini

(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Kapten Hirath Al Sudani, Mata-mata Irak di Dalam Organisasi ISIS
-
Baca: Tak Mau Bayar Gaji Tentara, Negara Ini Ternyata Tak Punya Pasukan Militer
-
Baca: Putus Nyambung Hingga Tunggu Bangun, Ini Kisah Asmara Sandiaga Uno dengan Wanita Cantik Nur Asia
-
Baca: Viral Video Detik-detik Via Vallen Pingsan saat Selfi di Atas Panggung, Begini Reaksi Para Krunya
-
Baca: 2 Zodiak Ini Dikenal Paling Bijaksana dan Memiliki Sifat Jujur