Kapten Hirath Al Sudani, Intel Ternama Irak yang Menyusup ke Basis ISIS

Sebelum dia menjalankan misi bunuh diri yang ditugaskan kepadanya, Al Sudani sempat mengirim pesan untuk ayahnya. "Berdoalah untuk saya,"

Munther al-Sudani, memamerkan tato yang memperlihatkan wajah saudaranya Kapten Hirath al-Sudani mata-mata Irak yang menyusup ke tubuh ISIS.(Gulf News/NYT) 

Namun, sang komandan tak mempercayai Al Sudani dan di tengah kepanikan itu, Al Sudani harus mencari alasan yang tepat.

Dia mengatakan, Mosul telah memberinya petunjuk yang salah sehingga dia berbelok di jalan yang berbeda.

Ketakutan, Al Sudani menghubungi rekan-rekannya di Falcons. Dia mengatakan, membutuhkan lokasi pertemuan yang tak jauh dengan lokasi serangan.

Dia lalu mengemudikan kembali mobil itu ke jalan yang menuju ke pasar Al Jdeidah, Baghdad, yang menjadi target serangan.

Sang saudara Manaf, yang merupakan anggota tim pengejar, menggunakan isyarat tangan untuk mengarahkan Al Sudani ke lokasi pertemuan.

Baca: 5 Rahasia Kenapa Orang Jepang Banyak yang Langsing, Ternyata Tak Perlu Diet atau Olahraga Berlebihan

Baca: Versi Akun Resmi Komunitas Nahdatul Ulama, Prabowo-Sandiaga Menangi Polling Capres dan Cawapres

Di tempat itu, delapan agen Falcons menjinakkan bom. Mereka mencabut detonator elektronik, 26 kantong C4, amonium nitrat, dan bola-bola gotri yang diletakkan di sasis serta panel-panel pintu kendaraan itu.

Beberapa menit kemudian, Al Sudani kembali ke jalanan menuju pasar dan memarkir mobil itu di lokasi yang sudah ditentukan.

Seorang anggota pasukan Irak sedang berpatroli di sekitar Kota Tua, distrik terakhir kota Mosul yang masih dikuasai ISIS.
Seorang anggota pasukan Irak sedang berpatroli di sekitar Kota Tua, distrik terakhir kota Mosul yang masih dikuasai ISIS. (AHMAD AL-RUBAYE/AFP)

Beberapa saat sebelum pergantian tahun, sejumlah media berbahasa Arab mengutip pejabat keamanan Irak yang menyebut sebuah truk meledak di luar bioskop Al Bayda, Baghdad di Al Jdeidah tanpa menjatuhkan korban.

Kali ini, misi Al Sudani sukses. Namun, tanpa disadari Al Sudani, ISIS telah memasang dua alat penyadap di truk itu.

Sehingga mereka bisa mendengarkan pembicaraan Al Sudani dan Falcons.

"Dia merasa diawasi. Kami tidak menyadari itu," kata Jenderal Sa'ad Al Falih, atasan langsung Al Sudani.

Baca: Pemilik Zodiak Ini Suka Bocorin Rahasia Temannya, Hati-hati jika Curhat dengan Mereka

Baca: Christian Sugiono dan Titi Kamal Pamer Kemesraan, Tak Segan Lakukan Ini di Tempat Wisata

Misi terakhir Pada awal Januari 2017, ISIS kembali memerintahkan Al Sudani melakukan sebuah misi yang akan menjadi misi terakhirnya.

Dia dikirim ke sebuah lokasi baru, sebuah pertanian di luar kota Tarmiyah.

Lokasi itu amat terpencil dan tak memiliki rute melarikan diri yang mudah.

Pada 17 Januari pagi, Al Sudani memasuki pertanian itu. Dan senja hari, barulah Falcons memberitahu Jenderal Falih bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi terhadap Al Sudani.

Tarmiyah saat itu masih dikuasai ISIS sehingga butuh waktu tiga hari pasukan Irak menyusun rencana dan melakukan operasi penyelamatan.

Pasukan gabungan angkatan darat dan polisi dikerahkan menyerbu pertanian itu. Dalam baku tembak satu personel pasukan Irak tewas.

Baca: Prajurit AS Ketakutan hingga Jenderal di Pentagon Keheranan Tahu Ilmu Hantu Prajurit Kopassus ini

Baca: Nia Ramadhani Ngaku Lebih Bahagia Setelah Menikah daripada Single, Ada yang Gak Bisa Dibeli Katanya

Cara ISIS mengeksekusi tawanan
Cara ISIS mengeksekusi tawanan ()

Saat bangunan itu dikuasai, mereka tak menemukan tanda-tanda keberadaan Al Sudani. Dan, selama enam bulan selanjutnya Falcons terus mencari Al Sudani.

Setelah menemukan alat penyadap di truk yang dibawa Al Sudani, para informan menyebut ISIS telah membawa Al Sudani ke Qaim.

Kota itu masih berada di bawah kekuasaan ISIS dan di luar jangkauan pasukan pemerintah Irak.

Pada Agustus 2017, ISIS merilis video yang memperlihatkan mereka mengeksekusi sejumlah tahanan. Falcons yakin Al Sudani ada di antara mereka.

"Saya tak perlu melihat wajahnya untuk mengenali saudara saya," ujar Munaf.

Meski akhirnya tewas, Al Sudani menjadi agen mata-mata yang ternama di Irak.

Baca: Info CPNS 2018 - Berikut Penjelasan BKN tentang Keterangan Akreditasi PT

Baca: Soal Mahar Rp 500 M, Andi Arief Mengaku Dapat Ancaman dari PAN-PKS

Komando pasukan gabungan kemudian menerbitkan pernyataan tentang pengorbanan dan keberanian Kapten Al Sudani.

Namun, karena jenazah Al Sudani tak pernah ditemukan, keluarga sang kapten belum menerima sertifikat kematian.

Padahal sertifikat itu penting untuk mendapatkan tunjangan bagi keluarga aparat keamanan yang gugur dalam melaksanakan tugas.

"Saya masih memiliki luka di hati. Dia hidup dan mati untuk negara. Negara ini harus mengenangnya seperti cara saya mengenangnya," kata Abid Al Sudani, ayah sang mata-mata.

Baca: Penulis Asma Nadia Ungkap Kesaksiannya Soal Sosok Sandiaga Uno Saat Nobar, Ternyata Lakukan Ini

Iring-iringan prajurit Irak sedang berjalan menuju kota Fallujah untuk merebut kota yang selama sekitar dua tahun diduduki ISIS.
Iring-iringan prajurit Irak sedang berjalan menuju kota Fallujah untuk merebut kota yang selama sekitar dua tahun diduduki ISIS. (AHMAD AL-RUBAYE/AFP)

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Kapten Hirath Al Sudani, Mata-mata Irak di Dalam Organisasi ISIS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved