Pos Belitung Hari Ini
Kesal Ditagih, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Bunuh Pasiennya, Mbah Slamet Racuni 11 Korban
Pelaku bernama Tohari (45) alias Mbah Slamet asal Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sudah tertangkap
POSBELITUNG.CO, BANJARNEGARA - Warga di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dibuat geger dengan ditangkapnya seorang dukun pengganda uang yang melakukan pembunuhan berantai terhadap 11 korbannya.
Pelaku bernama Tohari (45) alias Mbah Slamet asal Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sudah tertangkap. Polisi pun berhasil mengungkap motif hingga tersangka tega menghabisi nyawa para korban dengan cara diracun.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sukarelawan, sebanyak 11 mayat berhasil dievakuasi dalam penggalian tanah yang dilakukan pada Senin (3/4/2023). Beberapa di antaranya terkubur dalam satu lubang pada sebidang kebun milik tersangka di Desa Balun.
Korban Paryanto (53) asal Sukabumi ditemukan pertama. Setelah dievakuasi dari lokasi penguburan, mayat-mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk diidentifikasi.
Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Mbah Slamet terungkap berkat laporan GE ke polisi, yang merupakan anak seorang korban Paryanto (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (27/3/2023) lalu.
Berdasarkan pengakuan dari GE pada Juli 2022, ia diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku Mbah Slamet di Wonosobo, Jawa Tengah. Korban Paryanto dan anaknya GE pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunakan bus.
Sesampainya di Wonosobo, mereka bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud. Ketika sampai di Wonosobo, pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
Di rumahnya itu, korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang. Selepas itu, korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi. Hingga pada Senin (20/3/2023) korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara sendiri tanpa ditemani anaknya.
Korban diketahui tiba di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023) menggunakan kendaraan minibus hitam.
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah WhatsApp yang isinya sebagai berikut: "Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata korban dalam kiriman pesan singkatnya kepada SL.
Kemudian pada Jumat (24/3/2023) komunikasi sudah tidak terhubung dan handphone dari korban sudah tidak aktif. Hingga akhirnya polisi dapat mengevakuasi korban yang sudah dikubur itu pada Sabtu (1/4/2023).
Atas dasar laporan GE, petugas Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan jasad Paryanto terkubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, pada Sabtu (1/4/2023).
"Modus operandinya tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS. BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar. Akhirnya BS mempertemukan antara korban Paryanto dan Mbah Slamet," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribun saat konferensi pers, Senin (3/4/2023).
Namun dalam perjalanannya, pelaku Mbah Slamet ini merasa kesal karena ditagih terus oleh korban terkait penggandaan uang yang dijanjikan.
"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa. Motifnya kesal sering ditagih oleh korban. Selain itu, Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," terangnya.
Mbah Slamet diketahui sudah menjadi dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp5 miliar. Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta," terangnya.
Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan. Uangnya yang didapat tersangka dipakai untuk bayar utang.
"Korban sementara masih satu dan masih pengembangan apabila ada korban lain," ungkap Kapolres.
Adapun pasal yang dikenakan adalah Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup. Kapolres mengingatkan agar berhati-hati dengan modus penipuan dan penggandaan uang.
11 Mayat
Polisi menemukan 10 korban pembunuhan yang dilakukan seorang dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Setelah melakukan penggalian ternyata ada 10 mayat lagi korban pembunuhan Mbah Slamet si dukun pengganda uang.
Penemuan mayat-mayat tersebut sontak membuat geger warga setempat. Dengan penemuan tersebut total mayat yang ditemukan saat ini berjumlah 11.
"Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin, lahan adalah milik pelaku," ujar Kasat Reskrim Polres Banjarnegara, AKP Bintoro Thio Pratama.
Istri Mbah Slamet, Sanem, menyebut tidak tahu menahu sang suami terlibat pembunuhan keji terhadap 11 orang. Bahkan Sanem mengaku sudah ditelantarkan suami sejak setahun belakangan.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.
Sanem juga menyebut memang sering ada tamu datang ke rumahnya yang bertingkat dua itu. Tetapi dirinya tidak mengetahui secara persis maksud kedatangan para tamu tersebut.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Jarang Bergaul dengan Warga
Sosok Mbah Slamet, dukun pengganda uang, dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Siapa sangka, Mbah Slamet ternyata tega menghabisi nyawa belasan pasiennya. Para pasien korban penbunuhan sang dukun pengganda uang tersebut lalu dikubur di hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Di mata Mahbudiono, Kades Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mbah Slamet pribadi yang jarang bergaul dengan warga. Dia sehari-harinya juga jarang kelihatan dan juga tidak jelas usaha apa yang dia tekuni.
"Terkait profesinya, banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," katanya, dilansir dari Tribunbanyumas. com, Senin (3/4/2023).
Kades mengetahui Mbah Slamet adalah seorang dukun pengganda uang ketika ada seorang korban warga asal Pekalongan yang menemui dirinya dan membeberkan hal tersebut.
"Sempat ada yang datang menemui saya adalah seorang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," jelasnya.
Kades mengatakan ladang yang digunakan sebagai tempat penguburan ini adalah milik orangtua tersangka.
"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.
Rumah tersangka sendiri berada di pinggiran bersebelahan dengan sungai.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.
(Tribun Network/tji/wly/Tribunnews.com)
| Gubernur Bangka Belitung Cabut Laporan, Sudahi Polemik Dana Mengendap Rp2,1 Triliun |
|
|---|
| Tambang Ilegal di Merbuk-Kenari-Pungguk Bangka Tengah Kembali Marak, Tower SUTT Terancam Roboh |
|
|---|
| Salah Input Rp2,1 Triliun, Pemprov Bangka Belitung Laporkan BSB ke Polda |
|
|---|
| Marwan Eks Kepala DLHK Bangka Belitung Curhat ke Presiden Prabowo Usai Vonis Bebas Dibatalkan MA |
|
|---|
| Guru PPPK Bangka Barat Terpaksa Berutang, Gaji di Bulan Oktober Masih Tertahan, Belum Dibayar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.