Berita Bangka Barat

Kasus DBD di Bangka Barat Awal 2024 Masih Tinggi, Bidan Desa Wajib Absen Berkala PSN

Kasus demam berdarah atau DBD di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini masih tinggi.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Kamri
rsud.tulungagung.go.id
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. Kasus demam berdarah atau DBD di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini masih tinggi. 

Lalu kenapa tahun lalu banyak, karena kita belum masif melakukan pencegahan ke lapangan," katanya.

Baca juga: Kasus DBD di Bangka Selatan 2024, Dua Bulan Sudah Tembus 78 Kasus

Pihaknya pun terus menekan angka kasus DBD pada 2024.

Tidak hanya berhenti melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sejumlah wilayah di Bangka Barat.

"Makanya saya selalu menekankan ini harus kita antisipasi dan butuh kerja sama dari semua elemen masyarakat.

Pemberantasan sarang nyamuk harus kita tekankan, wajib satu bulan sekali dan jangan berharap dilakukan fogging," ujarnya.

Ia menjelaskan ada cara efektif yang dilakukan Dinkes Bangka Barat yaitu melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal 1 bulan 1 kali.

"Ada beberapa hal yang menjadi tujuan utama kita tahun ini yaitu menurunkan angka penderita dan kematian.

Tentu untuk turun, ada strategi yang tak bisa dinegosiasikan.

Contoh PSN wajib digelar minimal itu satu bulan satu kali itu," katanya.

Ia mengatakan sebanyak 84 bidan di desa telah diminta untuk membantu penuntasan kasus DBD ini.

"Mereka kita diabsensi secara berkala siapa yang sudah melakukan dan siapa tidak melakukan.

Karena sifatnya wajib PSN ini.

Kita jaga kebersihan lingkungan yang dijadikan nyamuk sebagai tempat berkembang biak," katanya.

Baca juga: 21 Warga Bangka Tengah Terpapar DBD pada Januari-Februari 2024, Dinkes Sebut Berpotensi KLB

Rangkuti menekankan dalam melakukan PSN, bukan hanya menghilangkan genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.

Namun ikut membersihkan barang-barang bekas.

Kemudian juga menghilangkan tempat-tempat penampungan air, memperhatikan pot-pot bunga yang berpotensi menjadi lokasi nyamuk bertelur.

"Kemudian melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap mereka yang dicurigai terjangkit DBD. Jadi tidak ada keterlambatan di dalam penanganan penyakit ini, sehingga untuk terjadinya kematian itu bisa diminimalisir," harapnya. (riu)

 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved