Pilkada Bangka 2024, Kotak Kosong Unggul 57,25 Persen dari Pasangan Mulkan-Mahardian

Dari 455 TPS yang ada di Kabupaten Bangka, kotak kosong atau kolom kosong meraih 67.546 suara atau 57,25 persen.

|
Editor: Alza
Bangkapos.com/Deddy Marjaya
Pasangan H Mulkan-Ramadian saat deklarasi maju ke Pilkada Bangka 2024 beberapa waktu lalu. 

Untuk pelaksanaan Pilkada di Bangka Belitung, pasangan petahana ataupun kepala daerah definitif periode sebelummya yang menjadi calon tunggal, diprediksi tidak mampu mengumpulan suara melebihi perolehan suara kolom kosong.

Seperti yang terjadi di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.

Berbeda dengan kontestasi di Bangka Selatan, karena calon tunggal unggul jauh pada penghitungan cepat.

"Peristiwa politik yang terjadi di Bangka Belitung untuk kemenangan Kotak Kosong cukup bersejarah dalam catatan politik lokal di Indonesia.

Baru di Bumi Serumpun Sebalai ini Kotak Kosong (diprediksi) menang di dua daerah," ujar Ranto saat dihubungi Bangkapos.com, Kamis (28/11/2024).

Menurut Ranto, fenomena tersebut tentu menjadi pukulan telak bagi kandidat yang sebelumnya didukung oleh seluruh partai politik yang mempunyai kursi legislatif setiap daerah.

"Menariknya, relawan Kotak Kosong ini benar-benar berhasil membuat elit-elit politik lokal yang ada bungkam seribu bahasa.

Di Pangkalpinang misalnya, tiga minggu menjelang hari pencoblosan data penelitian yang kami miliki, sejumlah 36 persen publik di Pangkalpinang memberikan dukungan kepada Kotak Kosong," terangnya.

"Faktualnya di hari pencoblosan, Kotak Kosong unggul lebih dari 60 persen dari Pasangan Molen-Hakim. Perlawanan Kotak Kosong benar-benar cukup mengangetkan mengingat calon tunggal juga terus membagikan logistik kepada pemilih," tambahnya.

Dosen Ilmu Politik UBB itu menyebutkan, apa yang terjadi di Bangka dan Kota Pangkalpinang itu memberi pelajaran kepada elit politik untuk tidak arogan dengan memunculkan calon tunggal. 

"Ketika publik marah dengan keputusan politik yang elitis maka mencoblos Kotak Kosong adalah cara yang sederhana untuk menghukum elit politik dengan mekanisme demokratis.

Untuk Kabupaten Bangka lebih mengejutkan lagi. Gerakan relawan Kotak Kosong tidak semeriah di Pangkalpinang, meskipun demikian, senyapnya gerakan Kotak Kosong di Kabupaten Bangka ternyata diamini oleh publik dan alhasil calon tunggal kalah melawan Kotak Kosong," tuturnya. (posbelitung.co)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved