Pos Belitung Hari Ini

Bangka Belitung Perlu Ekonomi Baru Lepas dari Ketergantungan Timah, Aon Effect Jadi Momentum

Imbas terseretnya Aon, pengusaha timah asal Koba dalam pusaran kasus mega korupsi tata niaga komoditas di IUP PT Timah Tbk mulai terasa di Babel.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
Pos Belitung Hari Ini edisi Rabu, 29 Mei 2024 

Harwendro mengungkapkan, total sumber daya timah di Indonesia di tahun 2022 berada di angka 2,5 juta dan menjadi negara eksportir timah nomor satu di dunia, dengan total luas izin usaha pertambangan (IUP) sekitar 555.355,01 hektare serta estimasi umur tambang kurang lebih 31 tahun.

“Kemudian jumlah IUP tahun 2023 yang terdata di kami sebanyak 220 IUP, kemudian ekspor timah tahun 2023 kemarin sebanyak 68.140 ton. Dan yang paling penting kontribusi PNBP royalti timah 2022 sebanyak Rp1.14 Triliun,” ujar Harwendro.

Tak hanya itu Harwendro juga memberikan pemaparan mengenai gambaran perdagangan sektor timah tahun 2012-2023. Dari data yang dimiliki AETI menunjukkan jika ekspor timah Indonesia selalu stabil di angka 70 ribu- 60 ribu ton per tahun.

“Ini walaupun kita ada puluhan smelter dan beberapa smelter ekspor kita stabil. Tapi yang disayangkan, tadi kita bicara hilirisasi, penyerapan di dalam negeri itu kecil, cuma 5 persen,” terangnya.

Harwendro juga menjelaskan mengapa eksportir lebih memilih melakukan ekspor jika dibandingkan melakukan penjualan timah di dalam negeri. Menurutnya, tidak terlepas dari adanya pajak sebesar 11 persen ketika melakukan aktivitas penjualan di dalam negeri.

“Kan kalau kita ekspor itu cuma bayar royalti 3 persen, nah ini yang dilema di Indonesia. Insya Allah dalam waktu dekat asosiasi akan bersurat ke pemerintah pusat, semoga nanti bisa segera ditindaklanjuti,” ucapnya.

Sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Eksportir Timah, Harwendro menerangkan saat ini terdapat kenaikan harga timah di tingkat dunia. Hal itu tidak hanya karena beberapa konflik antar negara, tetapi juga terpengaruh oleh kebijakan dari pemerintah seperti yang terjadi di Myanmar.

“Kemudian ekspor di Indonesia juga menurun, nah ini ada beberapa hal yang paling terasa sekali masalah hukum yang menimpa lima smelter. Kemudian banyak juga teman-teman yang masih menunggu RKAB yang belum selesai, ada juga yang masih izin ekspor belum keluar,” tuturnya.

Selain itu, Harwendro menyebutkan kenaikan harga juga dipengaruhi bertumbuhnya industri mobil listrik sebesar 24 persen di tahun 2024, sehingga membuat sosok Elon Musk melirik industri timah Indonesia.

“Itu kenapa Elon Musk tiba-tiba datang ke Indonesia. Rupanya Elon Musk melirik Indonesia juga, dia ketar-ketir juga hilirisasi akan berjalan. Jadi kita harus optimis bahwa Babel ini ternyata menjadi sorotan dunia, saat ini,” pungkas Harwendro.

(t2/riz/s2/w4/t3)

Sumber: Pos Belitung
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved