Pos Belitung Hari Ini

Bangka Belitung Perlu Ekonomi Baru Lepas dari Ketergantungan Timah, Aon Effect Jadi Momentum

Imbas terseretnya Aon, pengusaha timah asal Koba dalam pusaran kasus mega korupsi tata niaga komoditas di IUP PT Timah Tbk mulai terasa di Babel.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
Pos Belitung Hari Ini edisi Rabu, 29 Mei 2024 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Imbas terseretnya Tamron alias Aon, pengusaha timah asal Koba, Bangka Tengah dalam pusaran kasus mega korupsi tata niaga komoditas di IUP PT Timah Tbk tahun 2015-2022, mulai terasa di Bangka Belitung.

Sebagai daerah yang sangat bergantung pada sektor pertambangan timah, perekonomian Bangka Belitung mengalami kelesuan. Apalagi provinsi ini warganya banyak yang menggantungkan hidup pada timah.

Hal ini diungkapkan Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof Ibrahim saat menjadi nara sumber di “Seminar Nasional Bangka Belitung Economy Roadmap” yang digelar Bangka Pos dalam rangka HUT ke-25, di Ballroom Santika Bangka, Selasa (28/5/2024).

Prof Ibrahim yang membawakan materi dengan tema Aon Effect cukup mengejutkan. Peserta seminar pun tertegun, menyimak dengan seksama apa yang dipaparkan Prof Ibrahim kata demi kata.

Dengan bahasa yang lugas Prof Ibrahim membeberkan, masyarakat harus mengakui bahwa satu orang (Aon-red) atau satu case (kasus timah) ini mampu menguasai perubahan kondisi ekonomi Babel yang cukup signifikan. Menurutnya, ada tiga hal dari Aon Effect ini yakni momentum tes mental warga Bangka Belitung, momentum transisi pembiasaan dan momentum transformasi sektoral.

Usai seminar selesai, kepada Bangka Pos, Prof Ibrahim mengaku Aon Effect memang merupakan satu di antara profil yang saat ini menghentakkan perekonomian Bangka Belitung.

“Aon Effect ini tidak dalam konteks negatif, tapi dalam mega dampaknya. Saya kira ini adalah salah satu fenomena yang memberikan implikasi yang sangat besar di pertumbuhan ekonomi di Babel,” sebut Prof Ibrahim.

Dia menyebutkan usai pengungkapan kasus dugaan korupsi timah yang menyeret nama Aon dan telah ditetapkan sebagai tersangka, pertumbuhan ekonomi Babel tiba-tiba turun, jadi harus diakui Aon Effect itu betul-betul ada.

“Karena efeknya bukan hanya pada kasus penegakan hukum yang akan berimbas kepada perusahaan beliau (Aon-red), tapi juga perusahaan-perusahaan lain yang ikut terdampak, ada yang dampaknya langsung dan tidak langsung,” jelasnya.

Kata Prof Ibrahim, Aon Effect ini akan terus berjalan di Babel paling tidak 2-3 tahun ke depan.

“Nah di dalam fase itu bagaimana masyarakat Bangka Belitung tetap bisa bertahan, survive (bertahan) dan syukur-syukur bisa keluar dari bayangan dampak itu,” sebutnya.

Kemudian, lanjut Ibrahim, Aon Effect ini sebetulnya adalah momentum Bangka Belitung untuk memikirkan alternatif lain selain timah.

“Penegakan hukum ini adalah momentum untuk kita, di sini peran Pemerintah betul-betul diperlukan bagaimana cara kita survive di kondisi seperti ini yang kemudian membawa kita keluar pelan-pelan dari zona itu,” ujarnya.

Sementara dari sektor perguruan tinggi, kata Prof Ibrahim ada data menunjukan bahwa di sektor diploma ke atas ternyata mengalami peningkatan hingga 13 persen.

“Artinya ini positif, nah kami dari perguruan tinggi akan terus mendorong itu, sehingga angkatan kerja kita semakin terdidik, hingga bisa lebih inovatif mencari alternatif yang lain,” terangnya.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved