Opini

Keterkaitan Karakteristik Tepi Jalan Terhadap Tingkat Keparahan Kecelakaan

Karakteristik tepi jalan dan pengaruhnya terhadap keselamatan jalan bukanlah isu baru, tetapi masalahnya belum ditangani secara serius

Editor: Hendra
Dok. Desy Yofianti
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Bangka Belitung, Ir. Desy Yofianti, S.T., M.T., M.Phil. 

Fitur-Fitur Keselamatan Pada Tepi Jalan (Roadside Safety Features)

Hal-hal yang sebaiknya perlu diperhatikan ketika menganalisis fitur-fitur keselamatan pada tepi jalan adalah sebagai berikut:

  • Karakteristik kecelakaan yang paling sering terjadi (kecepatan, sudut penyerobotan, jenis kendaraan, tingkat penyerobotan, jalur kendaraan, dan lain-lain);
  • Karakteristik bahaya pinggir jalan di lokasi kecelakaan (panjang, lebar, lokasi, tingkat keparahan, dan lain-lain.);
  • Biaya kecelakaan;
  • Karakteristik fitur pinggir jalan di lokasi kecelakaan (bahu jalan, lereng dan median sistem penahan jalan), dan rasio manfaat/biaya yang dihasilkan

Selanjutnya, analisis fitur keselamatan pada tepi jalan sangat bergantung pada karakteristik spesifik jaringan jalan, tempat parkir, dan perilaku berkendara itu sendiri. 

Konsep Forgiving Roadside dan Clear Zone

Kendaraan-kendaraan yang menggunakan jalan raya memiliki potensi untuk keluar jalur dan masuk ke tepi jalan, lalu terbalik atau bertabrakan dengan rintangan yang tidak dapat dilalui atau dengan medan.

Oleh karena itu, salah satu faktor utama yang menentukan tingkat keparahan kecelakaan adalah tata letak tepi jalan dan jenis objek didalamnya, yang berpotensi tertabrak oleh kendaraan yang tidak terkendali.

Tepi jalan yang toleran (forgiving roadside) dapat mengurangi konsekuensi dari meninggal dunia di jalan raya. Jalan yang ideal memiliki tepi jalan dan area median yang rata dan bebas dari bahaya.

Lingkungan tepi jalan tidak boleh mengandung elemen berbahaya yang dapat menyebabkan cedera serius, atau kematian pengguna jalan yang keluar jalur secara tidak terencana.

Komponen dasar dari konsep "tepi jalan yang toleran (forgiving roadside)” dapat didefinisikan sebagai zona aman bebas halangan di samping jalur lalu lintas.

Zona bebas (clear zone) adalah area bebas hambatan dan dapat dilalui yang disediakan di luar tepi jalur yang dilalui untuk pemulihan kendaraan yang menyimpang (AASHTO, 2011).

Prinsip zona bebas didasarkan pada penelitian AS dari tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa pengemudi lebih dari 85 persen kendaraan yang keluar jalur di jalan raya dapat memulihkan kendali kendaraan mereka dalam jarak sembilan meter dari tepi jalan.

Oleh karena itu, perlu adanya pedoman yang mengatur semua bahaya di tepi jalan berada pada jarak minimm.

Pengukuran Keselamatan Tepi Jalan

Dampak keselamatan pada tepi jalan dapat dievaluasi secara kuantitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkirakan dampak dari pelaksanaan intervensi terhadap frekuensi kecelakaan atau korban.

Kuantifikasi dampak tindakan tersebut bertujuan untuk mengurangi titik kritis terjadinya kecelakaan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved